Pagi itu, matahari seolah bergulir begitu cepat, menimbulkan kegaduhan di sebuah sudut di kota Atlas. Seorang laki-laki paruh baya yang dahulu digadang-gadang menjadi Calon Perwira Menengah (ke bawah..?) terlihat begitu tergopoh-gopoh. Sorot matanya menunjukkan kegelisahan. Sang istri yang cantik jelita pun memahami kerisauan belahan hatinya, dia mendekat dan berusaha menenangkan. Maka terjadilah percakapan seperti berikut ini :
Istri : "Pa, kok buru-buru banget sih?"
Suami : "Sudah jam segini nih, kalo telat absen bisa gawat..."
Istri : "Gawat gimana?"
Suami : "Halah masih nanya lagi, kalo telat absen ya nanti TPP-nya dipotong!"
Istri : "Apa gak sarapan dulu Pa?"
Suami : "Gak usah Ma, nanti di kantor juga ada."
Istri : "Kopinya gak diminum?"
Suami : "Gak usah lah, di kantor juga ada."
Istri : "Korannya gak dibaca dulu?"
Papa: "Gak usah, di kantor juga ada."
Istri : "Laptop gak dibawa Pa?"
Suami : "Gak usah, pokoknya semua di kantor juga udah ada..!"
Istri : "O ya udaah...Gak cium Mama dulu niih..?
Suami : "Gak usahlah, di kantor juga ad…da… (uuppsss…keceplosan...!!)"
Istri : "Oooo gitu yaa...? Semua udah disediain kantor ya? Bagus banget tu kantor ya? Potang-potong TPP? Sini biar gua yang motong! Golok Mana Golok???"
Suami : "Di Jonggol Maa...." (sambil kabur..)
Rabu, 25 Februari 2015
Ketika Mentari Pagi Berjalan Begitu Cepat (Efek Kenaikan TPP Bagi PNS Provinsi Jateng)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 comments :
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan, kritik, ataupun saran disini